Friday, September 27, 2013

Nabi Yusuf : Menteri Perekonomian Terhebat dalam Sejarah



Cerita nabi Yusuf tentang menimbun pangan adalah persediaan 7 tahun. Kira-kira jumlah yang ditimbun nabi Yusuf adalah 50 juta – 70 juta ton. Relatif terhadap penduduk dimasa itu, bisa dikatakan bahwa nabi Yusuf adalah penimbun pangan tersukses dalam sejarah peradaban manusia.

Cerita yang panjang tentang nabi Yusuf ada di Quran dan di Perjanjian Lama. Di dalam Quran, ada satu surat yang didedikasikan khusus untuk nabi Yusuf, namanya surat Yusuf. Dan di Perjanjian Lama, kisah mengenai Yusuf ada di buku Genesis bab 41 sampai akhir (bab 50). Kedua sumber ini juga membicarakan kisah nabi Yusuf yang ada kaitannya dengan spekulasi pasar. 

Pada surah Yusuf 65, yang mencritakan tentang saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk memperoleh bahan makanan, kemudian ayat tersebut mengatakan bahwa uang (barang-barang untuk barter) untuk membeli gandum dikembalikan. Saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk membeli/barter bahan pangan. 

Tatkala mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan kembali barang-barang (penukaran, untuk membeli gandunm) mereka, dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata: "Wahai ayah kami apa lagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kami akan dapat memberi makan keluarga kami, dan kami akan dapat memelihara saudara kami, dan kami akan mendapat tambahan sukatan (gandum) seberat beban seekor unta. Itu adalah sukatan yang mudah (bagi raja Mesir)". (Quran 12:65)

Kisah nabi Yusuf kita mulai saja dari ketika ia dibuang oleh kakak-kakaknya ke dalam sumur karena rasa iri kakak-kakaknya terhadap Yusuf yang mendapat perhatian yang lebih dari ayahnya. Tidak berapa lama nabi Yusuf di dalam sumur, ia ditolong oleh karavan yang lewat yang kemudian dijual sebagai budak. Dalam perjalanannya akhirnya nabi Yusuf terdampar di rumah seorang pembesar kerajaan Mesir sebagai pembantu disana. Di Perjanjian Lama disebut Potiphar (dari bahasa Mesir kuno, yang berarti yang kuat, al Aziz). Nabi Yusuf mengalami kesialan, ia difitnah berusaha memperkosa istri Potiphar. Walaupun kemudian tidak ada bukti yang mendukung, demi menjaga nama baik dari segala gunjingan, nabi Yusuf dijebloskan ke dalam penjara.

Di dalam penjara nabi Yusuf berkenalan dengan dua pelayan raja Fir’aun yang dituduh berniat membunuh Fir’aun. Pada suatu hari kedua pelayan raja ini secara terpisah bercerita tentang mimpi mereka dan nabi Yusuf mengartikan bahwa pelayan yang satu akan dihukum mati dan yang lain akan dibebaskan dan memperoleh kembali pekerjaannya. Mengartikan mimpi adalah salah satu bakat nabi Yusuf. Kepada pelayan yang diramalkan akan dibebaskan, nabi Yusuf berpesan agar kasusnya disampaikan kepada Fir’aun. Bahwa di penjara dirinya yang tidak bersalah masih mendekam.

Apa yang diramalkan Nabi Yusuf berdasarkan mimpi kedua pelayan raja itu, ternyata menjadi kenyataan. Yang satu dihukum mati dan yang satunya lagi dibebaskan dan memperoleh kembali pekerjaannya. Untuk sementara nabi Yusuf dilupakan. Sampai pada suatu hari Fir’aun terganggu dengan mimpinya tentang adanya 7 ekor sapi gemuk-gemuk yang kemudian dimakan oleh 7 ekor sapi yang kurus-kurus, dan 7 batang gandum yang subur-subur dimakan oleh 7 batang gandum yang kurus-kurus. Mimpi ini tidak bisa ditakwilkan oleh ahli nujum istana. Pada saat ini pelayan minum Fir’aun yang pernah dipenjara bersama Yusuf, teringat akan temannya yang punya bakat untuk menafsirkan mimpi.

Nabi Yusuf kemudian dipanggil untuk menghadap dan menerangkan arti mimpi Fir’aun. Mengenai arti mimpi itu, nabi Yusuf menerangkan bahwa akan adanya 7 tahun masa subur disusul oleh 7 tahun masa paceklik yang akan melibas semua yang diperoleh selama masa subur. Fir’aun sangat terkesan atas penjelasan Yusuf yang juga menerangkan pentingnya arti pemimbunan bahan pangan selama masa subur untuk menghadapi masa paceklik. 

Kemudian ia mengangkat Yusuf untuk menempati suatu posisi dalam kaitannya menghadapi krisis mendatang. Yusuf diberi kekuasaan dan dukungan finansial yang besar untuk membangun gudang-gudang pangan. Selama masa subur, nabi Yusuf membangun gudang-gudang pangan dan mengisinya dengan gandum yang dibelinya dari petani.

Tujuh tahun berlalu, gudang-gudang Yusuf penuh dan datanglah kemarau yang ditunggu-tunggu.

Nabi Yusuf sangat sukses di dalam spekulasi ini. Banyak faktor yang bisa dikategorikan sebagai resiko dan andaikata nabi Yusuf gagal maka Yusuf akan berhadapan dengan 70 juta ton gandum yang membusuk. Itu resiko. Salah-salah lehernya bisa dipenggal Fir’aun, kalau mengalami kegagalan.

Quran dan Perjanjian Lama memasukkan episode suatu kisah penimbunan pangan yang kemudian untuk dijual kembali. 

Sumber : http://ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com

Related Posts