Bukan Arabika, Tapi Inilah Primadona Kopi Rengganis dari Jember
15 JULI 2019
Saat ini, kopi tengah digandrungi masyarakat dari berbagai kalangan. Setidaknya, 50 negara telah membudidayakan kopi sebagai sektor pertaniannya. Ada dua jenis pohon kopi yang lazim digunakan saat ini, yaitu Kopi Arabika dan Robusta.
Harganya yang ekonomis menjadi pilihan masyarakat dan para peracik kopi untuk membuat variasi yang unik. Lain halnya dengan biji Kopi Arabika memiliki harga yang lebih mahal di pasaran, karena cita rasanya yang manis dan asam membuat banyak masyarakat menyukai kopi ini.
Kandungan kafein dari arabika lebih rendah dari kopi robusta. Untuk penanamannya, pohon kopi arabika umumnya ditanam di dataran tinggi atau suhu yang dingin, sedangkan biji Kopi Robusta memiliki cita rasa yang lebih pahit, sedikit asam, dan kandungan kafeinnya lebih tinggi. Namun, penanamannya memiliki cakupan daerah yang lebih luas yang umumnya di atas ketinggian 800 mdpl.
Bagaimana dengan kopi khas Indonesia? Indonesia mempunyai kopi bernama Kopi Rengganis. Apa yang membedakan Kopi Rengganis denga kopi lainnya? Kopi ini memiliki metode panen menggunakan pemanenan modern karena metode ini memperhatikan warna buah kopi yang sudah matang atau juga disebut sistem honney.
Jika dilihat dari proses pengeringannya, buah kopi yang sudah dipanen akan dipisahkan dari kulitnya dan dipotong, namun daging buah tidak dipisahkan dari biji kopi. Inilah yang membuat cita rasa dari Kopi Rengganis berbeda.
Pengeringan ini berlangsung selama 2 minggu jika mendapat cahaya matahari terus menerus. Lain halnya jika musim penghujan, proses pengeringan bisa mencapai 4 bulan lamanya.
Keistimewaan lain dari biji Kopi Rengganis ini hanya terletak di lereng Pegunungan Argopuro, Jember, Jawa Timur. Nama dari biji kopi ini didapatkan dari puncak Gunung Argopuro, yakni Puncak Rengganis.
Kopi ini hanya ditanam di Jember, keterbatasan lahan dan kurangnya edukasi terhadap petani tentang proses pengolahan kopi ini, menyebabkan harga jual Kopi Rengganis sangat murah.
Harga 1 kg Kopi Rengganis hanya dibanderol dengan harga mulai dari Rp 25.000 saja untuk biji hijau, sedangkan untuk kopi yang sudah diolah dan disangrai menapai Rp 50.000 hingga Rp 60.000 ribu per kilonya.
Kopi Rengganis ini mempunyai potensi pasar yang bagus untuk ke depannya, karena itu perlu diadakan penyuluhan kepada petani-petani setempat tentang kopi ini. Mulai dari pemotongan tangkai daun dan pemberian pupuk yang rutin juga perlu diperhatikan guna mendapak buah kopi yang berkualitas.
Dalam pemanen kopi, juga perlu diperhatikan dari segi kualitas. Kualitas kopi terbaik ada pada grade A, yang didapatkan dari pemanenan petik dari buah yang telah matang sempurna. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 70.000 per kilonya. Hal ini tentunya berbeda dari kopi yang sudah diolah oleh beberapa toko-toko kopi yang profesional.
Saat sudah diolah, kedai-kedai kopi ini menawarkan mulai dari Rp 350.000 per kilonya. Maka dari itu, perlunya penyuluhan kepada petani-petani Indonesia tentang pengolahan kopi ini penting guna membangun perekonomian mereka.
Memang tidak mudah, dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam mengolah biji kopi akan menghasilkan rasa yang nikmat dan digemari banyak orang.
Sumber :
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/15/bukan-arabika-tapi-inilah-primadona-kopi-rengganis-dari-jember
No comments:
Post a Comment