Tuesday, April 27, 2021

Merek Kopi dengan Gerai Terbanyak

Inilah 6 Merek Kopi dengan Gerai Terbanyak di Indonesia

28 MARET 2021

    

Kawan GNFI, jumlah kedai kopi di Indonesia terus tumbuh menjadi emerging business yang cukup menjanjikan. Ini terlihat dari menjamurnya jumlah kedai kopi kekinian dalam tiga tahun terakhir.

Berdasarkan riset independen Toffin, jumlah kedai kopi di Indonesia hingga 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan pada 2016, yang hanya 1.000 gerai. Di mana market value yang dihasilkan mencapai Rp4,8 trilirun, nominal yang cukup fantastis dari bisnis minuman.

Angka riil jumlah kedai kopi dalam riset yang dilakukan Toffin dan MIX MarComm SWA ini bisa lebih besar karena sensus kedai kopi hanya mencakup gerai-gerai berjaringan di kota-kota besar. Tidak termasuk kedai-kedai kopi independen modern maupun trandisional di berbagai daerah.

Adapun konsumsi kopi domestik saat ini tumbuh 13,9 persen per tahun melebihi konsumsi dunia 8 persen. Di mana 6 dari 10 orang yang disurvei menyukai kopi kekinian, seperti kopi kenangan, dan lainnya, dengan 40 persen responden pergi kedai coffe to go.

Berdasarkan data yang dikutip dari Statista 2019, dari ribuan gerai yang tersebar, berikut 6 merek kopi dengan gerai terbanyak di Indonesia.

1. Janji Jiwa

Janji Jiwa menjadi merek kopi dengan gerai terbanyak di Indonesia. Hingga tahun 2019, jumlah gerai Janji Jiwa berjumlah 500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Merek yang terkenal dengan jargon “kopi dari hati,” Kopi Janji Jiwa sukses merebut hati kaum milenial. Menyuguhkan minuman kopi lokal dengan cita rasa yang pas. Menu favorit #temansejiwa, yakni es kopi susu (espresso, susu, dan gula aren). Harga menu kopi ini mulai dari Rp15 ribu-30 ribu.


2. Starbucks

Rasanya, merek kopi satu ini sudah tidak asing di telinga masyarakat. Pasalnya, Starbuck memiliki ratusan outlet yang tersebar di Indonesia, terutama di kota-kota besar.

Merek kopi asal negeri Paman Sam, Amerika Serikat, ini tergolong brand kopi yang high class. Meskipun harganya relatif lebih mahal dibanding merek lainnya, namun tetap saja ramai dikunjungi konsumen.

Berdasarkan data Statista 2019, kedai Startbuck sudah mencapai lebih dari 421 outlet di Indonesia. Cepat "beranak pinak" karena mengusung konsep kemitraan


3. Kopi Kulo

Posisi ketiga diisi oleh Kopi Kulo, layaknya kedai kopi lainnya, Kopi Kulo mengusung konsep coffee to go dengan sistem kemitraan. Berdasarkan data yang dikutp dar Statista 2019, Kopi Kulo telah memiliki 345 outlet di seluruh Indonesia.

Kulo mempunyai tiga varian es kopi susu yakni, Es Kopi Kulo, Es Kopi Keju, dan Es Kopi Baileys. Ada juga Es Matcha dan Cookies’n Cream sebagai varian minuman non-kopi. Salah satu menu non-kopi andalannya adalah Avocatto yang dibuat dari campuran susu dan alpukat. Semua minuman ini bisa Kawan GNFI bawa pulang dengan mengeluarkan uang sebesar Rp15.000 sampai Rp27.000.


4. J.CO Donuts & Coffe

Posisi keempat diisi oleh merek lokal, J.CO Donut & Coffee. Tidak seperti merek lain yang pure menyediakan menu miniman kopi, J.CO menyediakan pula menu andalan berupa donat dan yoghurt. Kendati demikian, minuman kopi tetap menjadi salah satu menu andalan J.CO.

Berdasarkan data yang dikutip dari Statista 2019, merek ini telah memiliki 273 gerai di seluruh Indonesia. Mayoritas gerai J.CO tersedia di pusat perbelanjaan kota-kota besar di Indonesia.


5. Dunkin Donuts

Mengusung konsep yang hampir sama dengan J.CO Donuts & Coffe, Dunkin Donuts juga menyediakan menu andalan berupa donat dengan berbagai varian. Namun, minuman kopi tetap menjadi menu andalan yang cukup laris diburu konsumen.

Hingga tahun 2019, merek yang berasal dari Amerika Serikat ini telah memiliki 200 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.


6. Kopi Kenangan

Posisi terakhir diisi oleh Kopi Kenangan, merek yang belum lama ini dapat suntikan dana dari sederet perusahaan besar seperti Sequoia Capital, ini memiliki 175 gerai di Indonesia. Setelah mendapatkan suntikan dana yang besar ($109 juta), gerai Kopi Kenangan di prediksi bakal terus tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Menu andalan di toko ini adalah Kopi Kenangan Mantan. Perpaduan kopi, susu, dan gula aren membuat rasa yang nikmat dan segar. Umumnya, gerai kopi ini beroperasional dari jam 10.00-21.00 waktu setempat. Soal harga bervariatif, mulai dari Rp 18.000 hingga Rp 42.000.


Sumber :

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/03/28/inilah-6-merek-kopi-dengan-gerai-terbanyak-di-indonesia

Wednesday, April 14, 2021

5 Kopi Arabika Terbaik dari Indonesia

5 Kopi Arabika Terbaik dari Indonesia, Paling Disukai di Dunia 

Kopi Arabika asal Indonesia merupakan salah satu yang paling digemari pecinta kopi di seluruh dunia. Bukan hanya satu, ada beberapa jenis kopi yang citarasanya dianggap paling nikmat. Michael Utama, Wakil Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) menjelaskan bahwa ekspor kopi Indonesia masih didominasi oleh jenis kopi robusta. 

Padahal kopi Arabika dalam negeri sudah memiliki nama dan peminatnya cukup tinggi. Terlebih lagi arabika memiliki potensi sebagai kopi single origin dengan nilai jual yang amat tinggi di pasar ekspor. Karena itulah ia dan rekan-rekannya kemudian menggelar Cup of Excellence (COE), yang pertama di Asia, untuk mewujudkan hal ini. Selama ini kopi Arabika paling banyak dikirim ke Benua Amerika. 

Namun Michael menilai jika wilayah Timur Tengah bisa dijadikan sasaran yang cukup potensial untuk menggenjot tingkat konsumsi kopi dengan rasa yang lebih mewah dan kompleks ini. Kopi arabika Indonesia termasuk populer di dunia karena rasanya yang otentik. 

Terlebih lagi wilayah Indonesia cukup luas sehingga tiap kebun punya karakter rasa tersendiri. Ada setidaknya 5 jenis kopi arabika Indonesia yang paling populer di dunia antara lain: 


Arabika Sumatera 

Kopi arabika Sumatera merupakan varian Indonesia yang paling terkenal di luar negeri khususnya dari Mandailing dan Gayo. 

Hal ini erat kaitannya dengan popularitas karena kopi ini yang paling sering dibahas. Masyarakat Amerika dikenal sangat menyukai jenis kopi ini. 

"Pleasant Earthines, Herb and Spice, chocolate and bold body," ujar Michael saat menerangkan soal karakteristik kopi arabika dari pulau ini. 

Kopi Mandailing diburu pecinta kopi karena tingkat keasamannya rendah dan kekentalannya yang tinggi. Sedangkan kopi Aceh Gayo memiliki tingkat keasaman rendah dengan aroma rempah yang kuat. 


Arabica Toraja

Kopi dengan nama Celebes Kalosi ini paling banyak diekspor ke Jepang. Keunikannya adalah adanya aroma tanah, kecut, sedikit manis buah dan after taste-nya yang pahit namun tipis. Kopi arabika Toraja masih diproses dengan metode yang cukup tradisional. 

Hal inilah yang menjadikan rasanya begitu kaya dan menjadi salah satu varian istimewa dari Indonesia. 


Arabica Jawa Barat

Kopi arabika dari Jawa Barat sudah mendunia bahkan sejak zaman sebelum kemerdekaan Indonesia. Kopi ini pernah mendapat predikat sebagai yang terbaik di dunia pada Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta, Amerika Serikat tahun 2016. 

Tak heran jika harganya relatif tinggi dibandingkan jenis kopi lainnya. Harga kopi hijau dari Bandung bahkan setera dengan kopi Ethiopia yang merupakan negara penghasil kopi terbaik di dunia. 


Arabika Bali 

Meskipun wilayahnya kecil, Pulau Bali menjadi salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia. 

Keunikannya dibandingkan kopi lokal lainnya adalah bebas dari rasa rempah yang kuat. Kopi arabika Bali Kintamani misalnya memiliki rasa asam segar di mulut dengan after taste pahit. Selain itu, rasanya juga manis sehingga cocok bagi yang tidak terlalu menyukai rasa pahit di lidah. 


Arabika Flores 

Wilayah timur Indonesia yang panas ini juga menjadi penghasil kopi Indonesia berkualitas baik. Tingkat kekentalannya yang sedang menjadi salah satu ciri khasnya.  Selain itu, Michael menyebutkan jika kopi arabika Flores memiliki tambahan rasa buah-buahan cherry. 

Kenikmatannya juga diperkaya dengan citarasa karamel dan buah apel.


Sumber :

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/26/162311720/5-kopi-arabika-terbaik-dari-indonesia-paling-disukai-di-dunia?page=all.

Wednesday, April 7, 2021

Coffee Sweet Taste


A cup of coffee can serve a sweet taste, and is not a promise of sweet looking lips

Secangkir kopi dapat menyajikan rasa manis, dan bukan merupakan janji dari bibir yang terlihat manis


Tuesday, April 6, 2021

Only Accompanied by a Coffee


There are times when your life is only accompanied by a cup of coffee

ada waktunya hidupmu hanya ditemani secangkir kopi


Monday, April 5, 2021

Why You’re More Creative in Coffee Shops

By Bryan Lufkin

20th January 2021

If we’re already working in isolation at home, why do we miss working with our heads similarly down in a public setting?

Some of the most successful people in history have done their best work in coffee shops.

Pablo Picasso, JK Rowling, Simone de Beauvoir and Jean-Paul Sartre, Bob Dylan – whether they’re painters, singer-songwriters, philosophers or writers, people across nations and centuries have tapped into their creativity working away at a table in a café.

Of course, Covid-19 has put the kibosh on lingering for hours in cozy rooms packed with people sipping lattes. As we begin another year living amid a pandemic, many of us continue to work remotely on our own. And if remote work becomes permanent for some – as many experts predict – we might ask ourselves why, when things settle down, we should bother going back out to work in public, only to ostensibly isolate ourselves with our heads down – something we’re already doing at home.

But putting on your noise-cancelling headphones to toil away at your desk is actually different than doing the same surrounded by other people buzzing over your shoulder. There are many ways coffee shops trigger our creativity in a way offices and homes don’t. Research shows that the stimuli in these places make them effective environments to work; the combination of noise, casual crowds and visual variety can give us just the right amount of distraction to help us be our sharpest and most creative. (So, no, it’s not just that double espresso.)


A sweet spot of noise and crowds

Some of us stick in our earbuds as soon as we sit down to work in a public setting. But scientists have known for years that background noise can benefit our creative thinking.

A 2012 study published in the Journal of Consumer Research showed that a low-to-moderate level of ambient noise in a place like a cafeteria can actually boost your creative output. The idea is that if you’re very slightly distracted from the task at hand by ambient stimuli, it boosts your abstract thinking ability, which can lead to more creative idea generation.

Another study from 2019, which had similar findings, zeroes in on what’s called “stochastic resonance”: originally observed in animals, it’s the phenomenon in which just the right amount of noise benefits our senses. And while that ‘Goldilocks’ level of noise is different for everyone, audio stimuli in the background also help us improve decision making. Some have even dubbed “the coffee shop effect”. So, the jazz muzak, light conversation and barista banging coffee grounds out of the grinder aren’t a nuisance – they could help you come up with your next magnum opus.

There’s also the fact that in a coffee shop, we’re surrounded by people who’ve come to do the same thing as us, which acts as a motivator. A 2016 study backed up this idea when researchers asked participants sitting next to each other in front of a computer to do a task on the same screen. The study showed that “simply performing a task next to a person who exerts a lot of effort in a task will make you do the same”. 

“It’s analogous to going to the gym for a workout,” says Sunkee Lee, assistant professor of organisational theory and strategy at Carnegie Mellon University’s Tepper School of Business in Pennsylvania. “One of the biggest things about coffee shops is the social-facilitation effect: you go there, you see other people working and it puts you in a mood where you just naturally start working as well. Just observing them can motivate you to work harder.”


Visual variety

One thing that can making working from home (and the office) feel onerous is the visual environment; often we sit in the same chair and look at the same four walls without reprieve.

The combination of noise, casual crowds and visual variety can give us just the right amount of distraction to help us be our sharpest and most creative

“Visual stimulation – how the office is decorated – has an effect on people’s creative thinking process. [It] is called convergent creative thinking,” says Lee. In his research, he’s found that visual variety helps in “solving a problem that has an optimal solution, but requires you to think outside the box”. While Lee tried to address this by adding neon lights to the walls of his home office during the pandemic, he soon found that the wacky furnishings quickly became familiar and boring. Coffee shops, though, generally have visual stimuli in spades. (And hitting up different coffee shops each time keeps things even more varied.)

“Even if you think that you are working in isolation – in the space of your computer screen and noise-cancelling headphones – there are still things going on around you,” says Korydon Smith, a professor of architecture at the University of Buffalo in New York, who co-wrote a recent article on the benefits of working in coffee shops. “People come and go. The daylight changes. The aromas of coffee and food vary. While we tend not take conscious notice of these micro-stimuli, and likely don’t overtly choose to work in this location because of them, these activities around us prod our brains to work a bit differently than at home."


‘Air of informality’

And while the stereotypical coffee-shop user might be a lone worker struggling with a creative endeavour, experts say these café settings can also benefit work groups who are brainstorming and building camaraderie. 

“There is an implied formality when gathering on digital meeting platforms. By contrast, there is an air of informality when meeting up at a bar or café,” says Smith. All those audio and visual stimuli help groups, too, compared to the dearth on Zoom or in a formal meeting room.

Office-based meeting spaces or platforms also come with other constraints. “Agendas are not required to meet someone for coffee, but are inherent in a scheduled meeting, virtual or otherwise, which can kill creativity,” says architect Kelly Hayes McAlonie, director of campus planning at the University of Buffalo and one of Smith’s co-authors. She says that university campuses, like open-air offices, have blended elements of coffee shops into their design to prompt people to gather and collaborate, as part of a trend that’s been happening for more than a decade.

One caveat, though: not all public spaces are equally work friendly. “One difference between the café and bar is the level of ambient noise, where many bars have background music and athletics that don’t always promote small-group conversation to the extent that you more commonly find in cafés,” says McAlonie.


…and about that coffee

With Covid-19 still raging in many countries, many still several months away from being able to work from a coffee shop.

And over the last year, we’ve all – of necessity – found ways to be productive at home. When social-network management company Buffer surveyed 3,500 remote workers around the world for its 2020 State of Remote Work report, it showed that 80% of them prefer to work at home, instead of places like coworking spaces and cafés. That sounds like a lot, but it’s actually a similar figure to 2019 and 2018, meaning lockdowns don’t appear to have made more workers bond with their home offices. That indicates that for some, the thirst for public settings is still there, even after a year of social distancing.

Lee believes that people have those “past experiences of the positive aspects of coffee shops”, and that the “coffee-shop effect” will likely lure us out of our home offices. “No doubt about it, [we’re] going to go back,” he says.

Even if working from home remains an option long-term, the benefits of temporarily relocating to a coffee shop may be too good to pass up. “And maybe the coffee is better, too,” adds Smith.


Sumber :

https://www.bbc.com/worklife/article/20210114-why-youre-more-creative-in-coffee-shops

Sunday, April 4, 2021

Thing as Coffee


"Every character and meaning of life can be found in a cup of coffee. As long as there is such a thing as coffee, people can find themselves here".

"Setiap karakter dan arti kehidupan dapat kita temukan dalam secangkir kopi. Selama ada yang namanya kopi, orang-orang dapat menemukan dirinya di sini".


Friday, April 2, 2021

Makes Eyes Open


Life is like drinking coffee, bitter but makes eyes open

(Hidup itu ibarat minum kopi, pahit tapi membuat mata terbuka)


Related Posts