Tuesday, September 29, 2020

Tips Menyeduh Kopi ala Kafe

3 Tips Menyeduh Kopi ala Kafe yang Enak di Rumah

Kopi merupakan minuman yang tak kenal zaman, selalu hits dari dulu sampai sekarang. Banyak orang yang datang ke kafe untuk minum kopi yang nikmat.

Padahal, Bunda dapat menyeduh sendiri kopi ala kafe yang enak di rumah. Asal caranya tepat, kopi yang dibuat di rumah juga bisa terasa nikmat kok.

Dikutip dari Good Housekeeping, ini 3 tips menyeduh kopi ala kafe:


1. French press

French press merupakan salah satu cara yang paling klasik dan mudah untuk menyeduh kopi. Bunda membutuhkan teko bernama coffee plunger untuk membuat kopi dengan teknik ini.

Cara membuat kopi dengan teknik ini, pertama tuang kopi bubuk yang masih kasar ke dalam teko. Kemudian, isi dengan air mendidih, aduk.

Tunggu selama 4 menit. Tutup dan tekan plunger secara perlahan untuk memisahkan ampas kopi.

Segera sajikan karena kalau terlalu lama berada di dalam plunger, rasanya semakin pahit. Dengan cara ini, Bunda hanya memerlukan waktu 4 menit untuk membuat kopi.


2. Pour Over

Pour over merupakan cara tertua untuk menyeduh kopi. Bunda hanya membutuhkan air panas dan filter supaya ampas kopi tersaring.

Tempatkan filter di atas cangkir atau teko. Siram filter dengan air panas untuk menghilangkan bau kertas.

Masukkan bubuk kopi ke dalam filter. Tuang sedikit air mendidih, diamkan selama 30 detik supaya kopi larut.

Siram lagi dengan air mendidih dengan gerakan melingkar. Basahi semua bubuk kopi sampai merata.

Cara ini cocok untuk bubuk kopi yang halus. Bunda hanya butuh waktu 3 sampai 4 menit untuk membuat kopi.


3. Cold brew

Cold brew dibuat dengan cara merendam kopi bubuk kasar dengan air dingin atau bersuhu ruangan. Tapi, cara ini membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu 12 jam.

Teknik cold brew menghasilkan kopi yang terkonsentrasi. Biasanya, ini disajikan dengan tambahan air atau susu.

Caranya, masukkan kopi bubuk kasar ke dalam botol. Tambahkan air, lalu aduk rata.

Simpan larutan kopi di dalam lemari es atau suhu ruangan. Biarkan selama 12 jam.

Setelah 12 jam, saring menggunakan saringan jaring yang dilapisi dengan filter kopi. Simpan lagi di kulkas.


Sumber :

https://www.haibunda.com/moms-life/20200924140430-76-163566/3-tips-menyeduh-kopi-ala-kafe-yang-enak-di-rumah

Monday, September 28, 2020

Campuran Kopi yang Sebaiknya Dihindari

6 Campuran Kopi yang Sebaiknya Dihindari


Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Secangkir kopi hangat bertemankan camilan gurih lain menjadi kenikmatan yang dicari orang seharian.

Kopi dapat disiapkan dan disajikan dalam berbagai cara, seperti espresso, France press coffee, caffe latte, atau kopi kaleng yang siap saji. Kopi juga memiliki sejumlah manfaat dalam kesehatan. Kopi dapat membantu kita merasa lebih berenergi, membakar lemak, dan meningkatkan kinerja fisik.

Kopi juga dapat menurunkan risiko beberapa penyakit, seperti diabetes tipe 2, kanker, Alzheimer, dan Parkinson. Faktanya, kopi bahkan dapat meningkatkan umur panjang. Karena kopi memiliki banyak manfaat, penting untuk menjaga kualitasnya.

Cara menjaga kualitas kopi pun bisa dilakukan melalui berbagai cara, dimulai dengan menghindari beberapa campuran yang umumnya ditambahkan ke dalam kopi. Berikut adalah enam hal yang tidak boleh ditambahkan ke dalam kopi, seperti dilansir Times of India.


1. Pemanis buatan

Pemanis buatan seperti sakarin, sukralosa, dan aspartam, secara signifikan memengaruhi bakteri usus di saluran pencernaan dan dapat menyebabkan intoleransi glukosa dalam jangka panjang. Ini membuat orang berisiko terkena diabetes tipe 2, selain juga bisa menyebabkan masalah perut.


2. Krimer berperisa

Krimer berperisa, sarat dengan gula dan aditif yang menyebabkan peningkatan kadar kolesterol. Selain itu, krimer juga dapat merusak sistem pencernaan. Sebaiknya, gunakan susu biasa dalam kopi sebagai pengganti krimer berperisa.


3. Gula tebu

Jika ditambahkan dalam jumlah yang terkontrol, gula tebu tidak memiliki efek berbahaya. Tetapi, banyak orang cenderung menggunakannya dalam jumlah berlebihan hingga dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan masalah jantung.


4. Krimer instan

Krimer instan pastinya mengandung minyak, gula, dan pengental. Lebih buruk lagi, minyaknya adalah jenis terhidrogenasi parsial. Krimer instan dikemas dengan pengawet seperti natrium fosfat yang meningkatkan risiko masalah jantung. Oleh karena itu, krimer ini harus selalu dihindari.


5. Sirup perasa

Tidak diragukan lagi bahwa sirup dengan rasa seperti vanila, hazelnut, karamel, dan lainnya, dapat membuat minuman kopi jauh lebih nikmat. Tapi sirup ini mengandung banyak gula yang membahayakan tubuh. Di samping itu, sirup dapat menyebabkan penambahan berat badan dan berbagai penyakit lainnya.


6. Kental manis

Kental manis adalah salah satu bahan paling tidak sehat yang biasanya ditambahkan ke kopi. Dua sendok makan kental manis saja sudah mengandung 22 gram gula dan 130 kalori. Jadi, daripada mencampurkan kental manis, cobalah susu murni tanpa gula.


Sumber :

https://republika.co.id/berita/qh4zq5414/6-campuran-kopi-yang-sebaiknya-dihindari

Tuesday, September 22, 2020

Air yang Tepat untuk Menyeduh Kopi


Untuk membuat kopi yang enak, kita membutuhkan biji kopi yang berkualitas, ukuran penggilangan yang benar, dan teknik penyeduhan yang tepat. Tapi ada unsur yang lebih penting lagi, namun sering diabaikan: air.

Menurut Christoper Hendon, ahli kimia dari MIT, dalam bukunya "Water for Coffee", air akan sangat mempengaruhi cita rasa kopi yang kita buat.

Air bisa menjadi ‘hard’ (penuh dengan mineral seperti magnesium) atau ‘soft’ seperti air sulingan. 

Beberapa senyawa dalam air secara khusus mengambil senyawa tertentu dalam kopi saat mereka bertemu di alat penyeduh. Misalnya Magnesium sangat lengket, sehingga air yang mengandung magnesium tinggi akan membuat kopi memiliki rasa lebih kuat. Air berunsur mineral juga dapat menyebabkan kopi mengeluarkan rasanya.

Nah, karena pemilihan air sangat penting dala pembuatan kopi, baru-baru ini Aqua mengemas air mineral khusus dalam botol Reflections, yang disebut sangat cocok untuk membuat kopi. Reflections botol edisi khusus ini merupakan kerjasama antara Aqua dengan Starbucks.

Adapun desain botol berukuran 380 ml ini dirancang oleh rumah fesyen kontemporer Indonesia, Purana, yang terinspirasi dari keindahan ragam flora di Indonesia.

Menurut Aqua, air dalam botol ini diambil dari satu sumber yang terlindungi ekosistemnya, dan kemurnian airnya tersaring secara alami melalui bebatuan vulkanik, sehingga menyatu dengan mineral alami yang baik bagi tubuh sekalgus memberi citarasa pada kopi.


Ramah Lingkungan

Aqua ReflectionsAqua Aqua ReflectionsPemilihan botol kaca untuk produk ini juga merupakan salah satu kelanjutan dari gerakan “Greener Nusantara” yang diinisiasi oleh Starbucks sejak 2018, yaitu sebuah pendekatan untuk menjaga keberlanjutan, dengan penggunaan kemasan yang lebih ramah lingkungan.

“Kolaborasi ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap keberlanjutan lingkungan, karena penggunaan kemasan botol kaca ini akan mengurangi lebih dari 1 juta botol plastik setiap tahunnya," ujar Andrea Siahaan, Senior General Manager, Corporate PR and Communications, PT Sari Coffee Indonesia, pemegang lisensi resmi Starbucks di Indonesia.

Bila diamati lebih dekat, setiap elemen dalam desain botol kaca bertema “Rekah” ini terinspirasi dari flora endemik Indonesia.

Terdapat bunga Rafflesia Padma yang dikenal sebagai salah satu bunga langka, anggrek bulan yang memesona, serta bunga Kenanga dan bunga Cempaka yang masing-masing terdapat pada lambang dua provinsi produsen kopi di Indonesia, Sumatera Utara dan Jawa Tengah.

Isen-isen batik juga turut ditampilkan sebagai ornamen penghias bunga, yaitu motif Rambutan, Cecek, dan Gringsing.

Menurut Nonita Respati, desainer Purana, ‘Rekah’ juga menampilkan berbagai elemen yang menggambarkan ciri khas kolaborasi ini, yaitu air dan kopi.

“Penempatan jantung pisang pada desain merepresentasikan pesan bagaimana semua bagian pohon pisang dapat memberi manfaat bagi makhluk hidup lainnya, seperti halnya air yang merupakan sumber utama kehidupan,” ujar Nonita.

Desain yang menggambarkan pentingnya air ini sejalan dengan harapan Aqua yang ingin menjaga dan merawat sumber air.

Brand Director Aqua, Intan Kartika, menyebutkan. “Kami berharap, para pecinta kopi tidak hanya dapat mengonsumsi air mineral berkualitas tinggi sebagai padanan yang tepat setelah menikmati kopi mereka, namun juga dapat mengapresiasi karya desainer yang mengangkat kearifan lokal sembari menerapkan gaya hidup berkelanjutan.”


Sumber :

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/21/050500820/air-yang-tepat-untuk-menyeduh-kopi?page=all

Sunday, September 20, 2020

Manfaat Minum Kopi di Pagi Hari

3 Manfaat Minum Kopi di Pagi Hari



Bagi penggemar beratnya, minum kopi di pagi hari ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi memberikan banyak manfaat, tapi di sisi lain juga berisiko memicu berbagai keluhan.

Pada akhirnya, yang menentukan adalah takaran. Umumnya, kopi akan memberikan efek samping jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan. Ini berlaku pada penggemar kopi sekalipun.

Takaran yang dimaksud bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung sensitivitas masing-masing. Ada yang secangkir saja sudah bikin jantung berdebar-debar, tetapi ada juga yang sampai 3 cangkir masih biasa saja.

Nah, berikut ini beberapa manfaat kopi setiap hari, seperti dirangkum dari berbagai sumber:

1. Menurunkan risiko penyakit kronis

Dikutip dari The Healthy, minum tiga sampai lima gelas kopi setiap hari bisa menurunkan risiko penyakit kanker, diabetes tipe 2, penyakit parkinson (kerusakan atau kematian sel saraf di bagian otak), demensia (penurunan daya ingat), dan penyakit hati.

Beberapa ahli mengatakan minum kopi sebagai resep panjang umur alami. Namun, perlu diingat jenis kopi yang sehat adalah kopi hitam tanpa krim, susu, dan gula.


2. Memperbaiki suasana hati

Kandungan kafein dalam kopi bisa meningkatkan konsentrasi, kewaspadaaan, memperbaiki daya ingat, serta meningkatkan suasana hati. Sebuah studi di Harvard's School of Public Health pada 2013, melaporkan efek kafein bisa meningkatkan suasana hati sehingga menurunkan risiko depresi dan bunuh diri.


3. Meningkatkan performa olahraga

Kafein alami dalam kopi bisa meningkatkan kinerja fisik, terutama saat olahraga jenis aerobik atau ketahanan. Jumlah kafein yang disarankan untuk meningkatkan performa olahraga adalah 2-6 miligram kafein per kilogram berat badan.


Sumber :

https://health.detik.com/diet/d-5181117/3-manfaat-minum-kopi-di-pagi-hari

Sunday, September 6, 2020

Efek Minum Kopi saat Perut Kosong

Ini efek minum kopi saat perut kosong, penggemar kopi wajib tahu


Minum kopi memang memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Namun, seseorang yang minum kopi disaat perut kosong akan menciptakan rasa gelisah dan hal lainnya. Kopi telah menjadi minuman primadona yang dikonsumsi banyak orang hampir setiap hari.

Minuman berkafein ini memang memiliki berjuta manfaat, seperti mencegah kerusakan DNA. Meski demikian, Anda tak bisa mengonsumsi kopi dengan sembarangan.

“Minum kopi dengan perut kosong, atau pagi-pagi sekali sebelum sarapan, dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh Anda," ucap pakar kesehatan Dr Nikola Djordjevic.

Saat terbangun dari tidur, tubuh mulai melepaskan kortisol, hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur respons kekebalan tubuh, metabolisme, dan respons stres. Jika tubuh mendapat asupan kafein ketika kortisol berada di puncaknya, justru akan membuat tubuh semakin stres.

Dalam studi yang mengevaluasi preferensi minuman berkafein di kalangan mahasiswa kedokteran, menunjukan 25% mahasiswa minum kopi di pagi hari dengan perut kosong. Akibatnya, perserta riset berisiko mengalami peningkatan perubahan suasana hati dan kemungkinan dampak jangka panjang terhadap kesehatan mereka.

Risiko ini terjadi karena kopi merangsang asam di perut dan membuat kondisi perut menjadi asam.

“Minum kopi dengan perut kosong dapat memperbesar efek stimulasi ini, karena tidak ada yang dapat menyaingi penyerapan,” kata Dr. Jamie Long, psikolog klinis berlisensi.

Dengan demikian, perut akan menghasilkan asam lambung yang tinggi. Karena kopi dapat meningkatkan asam lambung, ini akan merangsang mulas dan bahkan menyebabkan sakit pada lapisan esofagus, lambung, atau usus kecil.

Selain mempengaruhi kondisi fisik, minum kopi saat perut kosong juga berefek pada mental. "Kelebihan produksi asam dalam perut dapat menyebabkan perubahan suasana hati, gugup, gemetar, dan gejala penarikan lainnya," kata Djordjevic.

Selain itu, Djordjevic mengatakan ada penelitian yang menghubungkan asam lambung dengan kecemasan dan depresi.

“Terutama ketika (kopi) dikonsumsi dalam jumlah besar, penelitian telah membuktikan kafein menyebabkan gejala kecemasan dan bahkan serangan panik," ucap dia.

Menurutnya, gejala tersebut bisa berupa gelisah, gemetaran, muka memerah, dan detak jantung yang semakin cepat, ”kata Long. "Dan jika Anda sudah cenderung mengalami kecemasan, Anda bahkan lebih rentan terhadap efek kopi," tambahnya.


Sumber :
https://kesehatan.kontan.co.id/news/ini-efek-minum-kopi-saat-perut-kosong-penggemar-kopi-wajib-tahu

Thursday, September 3, 2020

Sustainable Coffee Packaging

How Sustainable Is Your Coffee Packaging?

Sustainability is a hot topic in both the specialty coffee and packaging industries. In 2018, the UN predicted that if consumption and waste management don’t change, the world will be home to some 12 billion tonnes of plastic waste by 2050.

Coffee businesses around the world have been focusing on creating a more sustainable, circular economy. They do this by adding value to products and materials they use. They have also made progress replacing disposable packaging with “greener” solutions.

We know that single-use packaging poses a threat to the global ecosystem. However, there are ways to minimise the use of single-use packaging. These include to avoiding fuel-based materials and recycling the packaging that is already in circulation.

To learn more about what makes coffee packaging sustainable, I spoke with Mark Zhou, the founder and President of MTPak Coffee.


What Is Sustainable Packaging?

Packaging accounts for around 3% of the coffee supply chain’s total carbon footprint. If plastic packaging isn’t properly sourced, produced, transported, and discarded, it can be detrimental for the environment. To be truly “green”, packaging must do more than simply be recyclable or reusable – its entire life needs to be sustainable.

The global increase in the impact of packaging and plastic waste on the environment means there has been extensive research into greener alternatives. For now, the focus is on using renewable raw materials, lowering the carbon footprint through production, and safely repurposing materials at the end of the product’s life.

Packaging is generally defined as being either rigid or flexible. Flexible packaging includes bags, pouches, and sleeves, whereas rigid packaging includes fixed boxes, pallets, and crates, for example.

While rigid packaging can offer more support and protection, flexible packaging is generally more sustainable. Because fewer raw materials are used to create flexible packaging, it has a lower carbon and water footprint, and ultimately contributes much less to landfill. Flexible Packaging Europe estimates that while flexible packaging only contributes to 10% of all packaging materials used on the continent, it packs more than 40% of items.

Most coffee bags offered by specialty roasters are made from flexible packaging. So, what more can roasters do to make their packaging more sustainable?


Keeping Your Coffee Safe, Sustainably

Quality coffee packaging should protect the beans contained within for at least 12 months (even though coffee should preferably be consumed long before that).

As coffee beans are porous, they absorb moisture quickly. When storing coffee, you should keep it as dry as possible. If your beans absorb moisture, the quality of your cup will suffer as a result.

As well as moisture, you should also keep coffee beans in airtight packaging that protects them from sunlight. Packaging should also be strong and abrasion-resistant.

So how can you make sure your packaging meets all these conditions while being as sustainable as possible?


Multilayered Coffee Packaging

Multilayer structures are more effective at protecting coffee beans than single-layer structures. One single layer of material doesn’t usually provide the necessary strength, so flexible packaging tends to have a minimum of two layers. “Our newest line of fully recyclable coffee bags has one layer of low-density polyethylene (LDPE) and one of ethylene vinyl alcohol (EVOH) that functions as a barrier against oxygen,” Mark explains.

However, multilayer structures can make things confusing – especially for the end-user. When there are two different materials in the same packaging, often they will have to be separated for correct recycling and disposal. A common example is an aluminum foil inside a polyethylene (PE) bag.

The adhesive between the two materials can make them hard to separate and process. This affects how they are collected and recycled. In some cases, it might mean that they end up going to landfill or have to be incinerated.

When choosing multilayer coffee packaging, it’s important to make sure that all components are fully biodegradable, compostable, or recyclable. Mark stresses that this doesn’t apply only to the layers, but also the inks and labels.

While inks and labels need to effectively stick to the packaging itself, they can also contaminate the wastestream. Mark tells me that MTPak uses “water-based printing inks and coatings, with low volatile organic compounds (VOC)”, which are “compostable and easily removed during the recycling process”.


Which Materials Should You Use?

Two of the most popular “green” materials used to make coffee bags are unbleached kraft and rice paper. These organic alternatives are made from wood pulp, tree bark, or bamboo.

While these materials alone can be biodegradable and compostable, bear in mind that they will need a second, inner layer to protect the beans. This is usually made of plastic.

Plastic-coated paper can be recycled, but only in facilities that have the right equipment. You can check with recycling and processing facilities in your area and ask them if they accept these materials.


Recyclable, Biodegradable & Compostable Coffee Pouches

Many packaging companies are investing a lot of time and money into researching biodegradable packaging. Options that are being considered include cornstarch, sugarcane, cellulose, and wood pulp, as well as various other forms of organic matter.

However, 100% biodegradable or compostable packaging options just aren’t available yet. Only around 60% of the material used to make these coffee bags will break down. The remaining 40% consists of non-biodegradable layers, degassing valves, and sealing systems, which need to be removed and separately placed in the corresponding bin.

“The industry is not there yet,” Mark explains. “The more environmentally friendly options on the market for roasted coffee beans might still be unavailable in certain regions, or they don’t provide sufficient protection for transport and long-term storage.”

Even then, in order for packaging to decompose successfully and quickly, specific conditions need to be met. Juliet Philips, an ocean campaigner at UK-based NGO Environmental Investigation Agency says that if a biodegradable package gets into a water stream, “it could pose just as much of a problem to marine life as a conventional plastic cup”.

Compostable materials also face similar issues. Your home compost heap might not contain the necessary microbes to break materials in coffee bags down to their organic components, and even if it does, you need to make sure you’re using the right equipment.

In some cases, recycling is actually much better for the environment than composting. For example, if recycled, the components of a coffee bag have the possibility to become very useful in different industries. Low-density polyethylene – the kind used in MTPak bags – can often be repurposed as trash bags, films for construction and agriculture, furniture, and more.


What’s The Best Option?
So, which eco-friendly packaging is best for you? 

Well, it comes down to two things: your needs and the waste management capabilities you have available. If the facility you would use to process a certain material is far away, for example, the long transport time will cause your carbon footprint to increase. In this case, it might be better to choose materials which can be safely processed in your area.

“More eco-friendly pouches with fewer protective barriers might not be a problem when you sell freshly roasted coffee to end-users or coffee shops, provided they consume it quickly or store it in a more protective container.” Mark says. “But if your roasted beans will travel a long way or sit on shelves for some time, consider how much protection they’ll require.”   

A fully recyclable pouch can be a great way of minimising your environmental impact. Alternatively, you can look for a bag that combines both biodegradable and recyclable materials. However, in this case, you should always make sure that the individual materials can be separated.

Furthermore, no matter which sustainable packaging option you choose, make sure you communicate it to your customers. It’s important that your business is perceived as sustainable. Tell your customers what to do with the empty coffee bag and offer them solutions. Companies like The Coffee Factory, for example, provide information about their bags’ recyclability and compostability on their website.


Packaging is essential for keeping your coffee safe in its journey from roastery to cup. It allows for safe transport, preserves flavours and aromas, prolongs shelf life, and, if processed correctly, reduces waste. There’s no doubt that researchers and packaging manufacturers will keep improving solutions with the aim of offering 100% sustainable coffee bags.

Mark tells me that “the goal is to follow the ‘cradle-to-cradle’ approach, rather than the ‘cradle-to-grave’”. In the meantime, however, roasters, coffee shops, and consumers can all play a role in minimising the environmental impact of their coffee drinking.

So, when speaking with your packaging supplier, ask them about the materials used for the structure, zippers, inks, labels, and degassing valves. Consult your local waste management facilities, too, and make sure you tell your customers how to correctly dispose of your bags. By raising awareness and making it easier for them, there’s a higher chance that your coffee packaging will enter the correct waste stream and be processed sustainably.


Sumber :
https://perfectdailygrind.com/2020/09/how-sustainable-is-your-coffee-packaging-mtpak/

Tuesday, September 1, 2020

Efek Minum Kopi untuk Jantung

Ini efek minum kopi untuk kesehatan jantung


Minum kopi sudah menjadi kebiasaan untuk sebagian orang. Rupanya minum kopi memberikan efek untuk kesehatan jantung loh. Kopi merupakan minuman berkafein yang banyak disukai orang. Sayangnya, banyak orang merasa gugup atau mengalami percepatan detak jantung setelah mengonsumsi kopi.

Melansir laman Heart Foundation, kafein merupakan stimulan alami. Itu sebabnya, banyak orang yang merasa waspada dan konsentrasi meningkat usai mengonsumsi kopi.  Namun, kopi bisa juga menimbulkan efek samping salah satunya peningkatan denyut jantung.


Efek kopi pada detak jantung 

Salah satu efek negatif kopi adalah memicu peningkatan detak jantung. Hal ini juga bisa menyebabkan fibrilasi atrium atau perubahan irama detak jantung. Hal ini terjadi karena kafein dalam kopi bisa memicu pelepasan hormon norepinefrin yang menghasilkan efek stimulasi mirip adrenalin.

Selain itu, kafein juga bisa meningkatkan jumlah kalsium dalam sel-sel jantung yang turut mempengaruhi aktivitas pemompaan jantung.

Namun, hingga saat ini belum ada riset ilmiah yang membuktikan konsumsi kopi bisa memicu risiko penyakit jantung. Meski demikian, orang yang memiliki kondisi jantung abnormal atau tekanan darah tinggi tidak boleh mengonsumsi kafein berlebihan.


Manfaat kopi untuk jantung 

Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, kopi bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk untuk kesehatan jantung kita.

Hal tersebut telah dibuktikan dalam riset yang dilakukan ilmuwan dari Jemarn. Dalam riset tersebut, peneliti membuktikan bahwa kafein dalam meningkatkan kesehatan sel-sel yang melapisi arteri dan vena.

Manfaat tersebut bisa Anda dapatkan jika mengonsumsi kopi maksimal empat cangkir per hari. Kafein yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup memang membersi sejumlah manfaat.

Menurut para ahli dari Heart Foundation, batas aman konsumsi kafein adalah 400 miligram per hari agar terhindar dari efek sampingnya. Konsumsi kafein berlebihan juga bisa menyebabkan risiko berikut:

sakit kepala, emosi meningkat, gangguan tidur, palpitasi jantung, gangguan pencernaan, dehidrasi, agitasi, maag, gugup, dan diare.

Namun, kafein dalam secangkir kopi berbeda-beda tergantung apakah kopi tersebut jenis instan, kopi seduhan manual, atau tanpa kafein. Kopi yang diseduh secara manual biasanya mengandung 65 hingga 120 miligram kafein. Kopi instan biasanya mengandung 60 hingga 85 miligram kafein.

Bahkan, kopi yang diklaim tanpa kafein pun biasanya mengandung sekitar dua hingga empat miligram kafein. Oleh karena itu, Anda harus membaca kemasan sebelum mengongumsinya.


Sumber :
https://kesehatan.kontan.co.id/news/ini-efek-minum-kopi-untuk-kesehatan-jantung

Related Posts