Wednesday, January 25, 2017

Kopi Aceh Gayo

Kopi Aceh Gayo dikelola oleh masyarakat Gayo yang asli penduduk Takengon, yang telah dikembangkan sejak tahun 1908. Belanda membuka perkebunan kopi pada tahun 1918 di kawasan Belang Gele, yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah. Tahun 1920 muncul kampung baru masyarakat Gayo di sekitar perkebunan kopi Belanda itu. Tahun 1925-1930 mereka membuka sejarah baru dengan membuka kebun-kebun kopi rakyat. Tahun 1930 empat buah kampung telah berdiri di sekitar kebun Belanda di Belang Gele itu, yaitu Kampung Belang Gele, Atu Gajah, Paya Sawi, dan Pantan Peseng.

Kopi Aceh Gayo jenis arabika. Kopi Arabika agak besar dan berwarna hijau gelap, daunnya berbentuk oval. Kopi Gayo memiliki aroma dan rasa yang sangat khas. Kebanyakan kopi yang ada, rasa pahitnya masih tertinggal di lidah kita, namun tidak demikian pada kopi Gayo. Rasa pahit hampir tidak terasa pada kopi ini.

Cita rasa kopi Gayo yang asli terdapat pada aroma kopi yang harum dan rasa gurih hampir tidak pahit. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa rasa kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Mountain yang berasal dari Jamaika.

Kopi arabika dari dataran Tinggi Gayo memiliki citarasa khas dengan ciri utama antara lain aroma dan perisa yang kompleks dan kekentalan yang kuat. International Conference on Coffee Science, Bali, Oktober 2010 menominasikan kopi Dataran Tinggi Gayo ini sebagai the Best No 1.

Kopi dari daerah gayo juga merupakan kopi termahal di dunia ini terbukti pada saat pameran kopi dunia yang diselenggarakan organisasi Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Portland, Oregon Convention Center, Amerika Serikat.

Negara tujuan terbesar ekspor kopi asal Dataran tinggi Tanah Gayo yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues itu adalah Amerika Serikat dan Uni Eropa.


Sumber :
http://infokopi.com/jual-kopi-aceh-gayo?
http://www.kopi-gayo.com/blog/sejarah-kopi-gayo-aceh
https://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_Gayo

No comments:

Post a Comment

Related Posts