Thursday, January 26, 2017

Kopi Toraja

Kopi berlabel nama toraja (toraja arabica coffee) dipajang di kafe-kafe bergengsi termasuk di Eropa, misalnya Eslandia, Finlandia, Denmark, dan Swedia.

Pada abad ke-17, terjadi pengiriman bibit kopi yemen (baca: arabika) dari India kepada gubernur jenderal Hindia Belanda di Batavia.

Versi lain, pada abad ke-18, Van Dijk membuka perkebunan kopi di kawasan Rantekarua pada 1928, yang menyebutkan bahwa di Sa’dan ia menemukan kopi berusia sekitar 200 tahun.

Pada abad ke-19, kopi asal Toraja sudah jadi bahan pergunjingan di pesta-pesta elite di Batavia. Bahkan, sejak itu kopi toraja menjadi salah satu komoditas perdagangan yang dikirim ke Eropa.

Kebun-kebun kopi rakyat pada 1970-an ”dibangkitkan” kembali oleh Key Coffe, kini kopi arabika toraja masuk dalam lima besar kopi spesial dunia.

Untuk meningkatkan produktivitasnya mereka lebih banyak menanam bibit kopi arabika yang didatangkan dari Jember, yang produktivitasnya lebih tinggi. Dan saat ditanam di Toraja, cita rasa kopi yang dihasilkan jadi khas, beda dengan di tempat lain. Cita rasa yang khas dengan aroma harum melekat pada kopi toraja.

Lantaran aroma dan cita rasanya yang sedap, memang sangat pantas bila kopi jenis arabika ini dijuluki dengan istilah "Queen of Coffee". Kopi Toraja dikenal dengan aromanya yang herbal.

Pada tahun 2012, kopi Toraja Sapan telah berhasil memecahkan rekor sebagai KOPI TERMAHAL yang pernah dijual lelang. Saat itu harga kopi Toraja Sapan Spesialti harganya US$ 45 per kg, saat itu harga kopi rata-rata hanya US$ 6-8 kg per kg.


Sumber :
http://kopitoraja.co/
http://travel.kompas.com/read/2016/08/18/225200727/Kopi.Toraja.Kopi.Para.Dewa?page=all
http://www.torajaparadise.com/2013/03/dibalik-cerita-hitamnya-kopi-arabica.html

No comments:

Post a Comment

Related Posts